Sabtu, 21 Mei 2011

Indonesia Terancam Sanksi Dari Fifa !

JAKARTA - Seperti diperkirakan, Kongres PSSI di Hotel Sultan, Jakarta, akhirnya bernasib seperti kongres di Hotel Premier, Pekanbaru, pada Maret lalu. Yakni, ricuh dan tak menghasilkan apa-apa.

Itu tak lepas dari kengototan kubu pendukung George Toisutta-Arifin Panigoro yang terus berusaha agar jago mereka bisa masuk bursa pencalonan. Caranya, dengan meminta agar Komite Banding Pemilihan yang dipimpin Ahmad Riyadh - yang meloloskan George dan Arifin yang jelas-jelas dicekal FIFA - diizinkan melakukan presentasi.


Tapi, permintaan itu ditolak Agum karena tidak termasuk agenda sidang. Sebelumnya, Thierry Regenass, Direktur Keanggotaan dan Pengembangan FIFA, yang hadir di kongres, juga sudah menjelaskan mengapa George dan Arifin beserta Nirwan Bakrie dan Nurdin Halid dicekal FIFA.

Karena kondisi dianggap semakin tidak kondusif, Agum pun akhirnya menghentikan sidang. Namun, para pendukung George-Arifin - yang dikenal sebagai Kelompok 78 - bersikukuh mereka tidak bersalah atas apa yang terjadi dalam kongres tadi malam.

Dalam jumpa pers yang digelar di Golden Ballroom Hotel Sultan sekitar pukul 23.00, mereka malah balik melemparkan tanggung jawab ke Agum Gumelar dan Komite Normalisasi yang dipimpinnya. Jika ada sanksi dari FIFA, mereka mengatakan KN-lah yang harus bertanggungjawab. Komite bentukan FIFA itu dituding tidak bisa menjalankan kongres sesuai aturan yang ada.

"Kongres ditinggalkan KN dan kami tidak tahu alasannya," kata Yunus Nusi, Sekum Persisam Samarinda yang menjadi salah satu pentolan Kelompok 78 dan paling sering melakukan interupsi selama jalannya sidang.

Yunus mengatakan, Agum dan KN tidak bertanggung jawab karena meninggalkan kongres dengan alasan tidak jelas. "Kongres dihentikan sepihak. Ini seperti lepas tanggungjawab. Apa yang dilakukan Agum Gumelar tidak sesuai dengan Statuta PSSI dan FIFA," katanya bersemangat.

Yunus mengklaim, mayoritas suara saat ini tengah berdiskusi untuk melanjutkan kongres yang menurut mereka dihentikan sepihak oleh Agum Gumelar. "Kami terus menjalin komunikasi dengan pemerintah dan FIFA. Kami berencana untuk melanjutkan kongres," bebernya.

Kongres yang bubar di tengah jalan itu, membuat para calon yang siap bertarung di kongres kecewa. Salah satunya adalah calon Ketua Umum, Wakil Ketua Umum dan anggota Exco, Adhan Dambea. "Saya sangat menyayangkan situasi ini. Karena situasi seperti ini tidak harapkan," kata Adhan.

Pria yang juga Walikota Gorontalo itu menyayangkan sikap para peserta yang memaksakan kehendak. Terutama soal usulan agar Komite Banding memaparkan keputusannya meloloskan George-Arifin sebagai calon Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum PSSI.

"Sudah jelas, di agenda kongres tidak membahas masalah itu, tapi tetap dipaksakan. Pak Agum sebenarnya sudah mengakomodir permintaan mereka, tapi tetap saja mereka ngotot," kata Adhan.


"Terus terang saya bingung dengan sikap mereka. Kami malu, apalagi jika ada anggapan dari luar kalau sikap seperti itu cerminan dari sikap bangsa Indonesia," lanjutnya.

Adhan juga berharap FIFA tidak terburu-buru menjatuhkan sanksi buat Indonesia. FIFA diminta memberikan toleransi dan kesempatan buat KN untuk mengemban amanahnya. "Ya, saya berharap masa jabatan Pak Agum sebagai Ketua KN diperpanjang," paparnya.

Rasa malu luar biasa kepada rakyat dan perwakilan FIFA dan AFC juga dikemukakan salah satu anggota KN, FX Hadi Rudiyatmo. Dia pun menyatakan mundur sebagai anggota KN di tengah perdebatan tak jelas saat kongres. "KN dibentuk oleh FIFA. Daripada saya diturunkan di sidang, mending saya mundur. Dan, kalau ada apa-apa dengan sepak bola Indonesia, kalian yang harus bertanggungjawab," katanya ke arah pendukung George-Arifin.

Calon Ketum PSSI lainnya, Achsanul Qosasi, juga kecewa berat dengan kondisi yang terjadi. "Sejujurnya, ini sejarah terburuk yang pernah terjadi di sepanjang pengalaman sepak bola tanah air dan memalukan di hadapan utusan FIFA dan AFC. Saya sangat menyesalkan hal ini," kata Achsanul Qosasi.

Hinggga pukul 23.45 tadi malam, belum ada kepastian tentang kelanjutan kongres. Tapi, sepertinya terhentinya kongres ini membuat ancaman sanksi dari FIFA makin dekat.

Kalau itu benar terjadi, Indonesia bakal absen dari cabang sepak bola SEA Games mendatang yang akan dihelat di depan publik sendiri. Dua wakil negeri ini yang masih bertahan di Piala AFC, Persipura Jayapura dan Sriwijaya FC, juga bakal dieliminasi.

Indikasi jatuhnya sanksi itu terlihat saat Thierry Regenass menjelaskan posisi FIFA terhadap kemelut PSSI di kongres. "Kalian bisa melawan FIFA atau kembali ke jalur yang benar. Ini merupakan tanggung jawab yang berat bagi delegasi di sini (kongres)," ujar Thierry Regenass.

Pria yang diutus sebagai pemantau kongres dari FIFA ini menjelaskan pula duduk permasalahan soal penolakan empat kandidat oleh badan sepak bola dunia itu. Menurut Regenass, FIFA menolak Nurdin Halid, Nirwan Dermawan Bakrie, George Toisutta dan Arifin Panigoro, bukan tanpa alasan.

"Jika dilihat, alasannya satu per satu memang berbeda di antara empat calon ini. Namun, pada dasarnya empat orang yang ditolak FIFA, karena mereka secara langsung atau tidak langsung yang menyebabkan perpecahan di PSSI," ujar Regenass.

Regenass menerangkan, keputusan yang diambil Komite Darurat FIFA ini sebagai bentuk penyelamatan terhadap kemelut PSSI. "Kami tak mau ada perpecahan di tubuh PSSI dan persoalan ini bisa selesai. Keputusan menolak empat calon itu diharapkan jadi solusi rekonsiliasi sepak bola nasional," terang Regenass.


Dukung artikel kontes SEO saya ya sobat. Berikan komentar atau masukannya untuk artikel dibawah ini :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dikomen Dulu Biar Seru !